Minggu, 09 Agustus 2009

info dan tips seputar Overclock

Melakukan Overclock 1. Pastikan stabil di awal Anda harus memastikan sistem stabil pada kondisi awal atau default. Ini untuk memastikan tidak ada komponen yang bermasalah sejak awal. 2. Satu-satu Supaya mudah mencari sumber masalah, sebaiknya cari setting maksimal dari tiap komponen satu per satu. Ketika mencari setting maksimal prosesor, biarkan memori dan kartu grafis pada kondisi normal. Jika sudah ketemu, baru cari setting maksimal memori dan kartu grafis. 3. Naikkan sedikit dulu Jangan terburu nafsu menaikkan frekuensi prosesor, memori, dan kartu grafis. Naikkan per 10 Mhz, lihat temperaturnya, lalu pastikan kestabilannya. Jika sudah yakin stabil, baru naikkan lagi. Sisi Negatif Overclock Meskipun proses overclock terasa menggoda, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan. Beberapa diantaranya adalah: 1. Overclock menghilangkan garansi Proses overclock selalu berpotensi merusak komponen, dan masalahnya, tidak ada pembuat prosesor/memori/kartu grafis yang memasukkan overclock ke dalam jaminan garansi. Jadi jika rusak, ya tidak bisa diganti (kecuali Anda bisa membohongi Produsen tersebut soal alasan komponennya rusak) 2. Peningkatan kinerja tidak sebanding Anda habiskan uang berjuta-juta untuk membeli motherboard bagus, PSU mahal, bahkan pendingin berbasis cairan, namun peningkatan kinerja tidak signifikan. Bahkan jika dihitung-hitung, prosesor bagus yang dikombinasikan dengan motherboard standar justru memberi kinerja yang lebih bagus dan lebih murah. Resiko ini selalu bisa terjadi, jadi lebih baik jangan terburu nafsu. 3. Komponen cepat rusak Tidak ada penelitian khusus yang mendukung anggapan itu, namun komponen yang dipaksa bekerja lebih keras memang memiliki resiko lebih cepat rusak. Namun penurunan umum pakainya hanya sekitar 10-20%, dan kalaupun rusak, biasanya komponen itu memang sudah ketinggalan jaman dan sudah waktunya diganti. Terus ada beberapa informasi yang berguna nih... Prosesor Sekedar mengingatkan, kecepatan prosesor adalah hasil perkalian multiplier dengan frekuensi FSB. Misalnya prosesor Intel Core 2 Duo Q6600 yang kecepatannya 2,4GHz, memiliki multiplier 9 dengan FSB 266MHz (9x266=2,394 GHz). Jadi untuk meningkatkan kecepatan prosesor, parameter yang bisa kita ubah adalah multiplier dan frekuensi FSB. Sayangnya prosesor sekarang sebagian besar sudah dikunci multipliernya. Ada sih yang tidak dikunci, namun cuma untuk prosesor kelas premium seperti Intel Core 2 Extreme, atau AMD FX, Black Edition. Jadi selain prosesor tersebut, kita cuma bisa mengubah frekuensi FSB. Namun perlu dicatat, nilai FSB tidak cuma berkaitan dengan prosesor, namun juga motherboar dan memori. Jadi perubahan FSB akan berpengaruh ke motherboard dan memori (dan di sinilah peran motherboard dan memori yang berkualitas menjadi penting). Bagaimana caranya menaikkan frekuensi prosesor? Mudah saja, yaitu melalui BIOS. Belakangan ada juga aplikasi yang berfungsi mengubah FSB dan berjalan di Windows, sehingga kita tidak perlu masuk BIOS untuk melakukan proses tweaking. Contohnya adalah SetFSB atau aplikasi khusus dari produsen motherboard seperti Asus Ai Tuner atau Gigabyte Easy Tune. Namun, pergantian via BIOS masih lebih akurat. Menu untuk mengganti frekuensi letaknya beragam, namun biasanya ada di menu Advanced Setting atau sejenisnya. Biasanya Anda harus mengubah dulu setting prosesor ke manual supaya menu frekuensi bisa diubah-ubah. Nah, tinggal ubah saja frekuensinya. Tentunya tidak membabi buta. Naikkan 5-10MHz dulu, lalu uji kestabilannya dengan masuk Windows dan menjalankan aplikasi berat. Jika lolos uji kestabilan, Anda bisa masuk BIOS lagi dan naikkan frekuensinya per 5-10MHz lagi. Setelah itu uji lagi kestabilannya. Lakukan siklus itu berulang-ulang sampai sistem menjadi tidak stabil (restart atau hang). Jika sudah tidak stabil, berarti sudah mentok? Tidak juga. Kemampuan prosesor bisa ditingkatkan lagi jika kita memberi 'doping' berupa penambahan voltase. Namun namanya juga 'doping', pemberian voltase tidak boleh berlebihan yang justru akan merusak prosesor. Hal lain yang harus diperhatikan adalah panas. Sama seperti pelari, ketika disuruh berlari leih cepat maka ia akan mengeluarkan panas yang lebih tinggi. Jika panasnya di atas batas yang bisa ditanggung, maka prosesor pun menjadi tidak stabil. Solusinya adalah menggunakan sistem pendingin yang lebih serius, seperti menggunakan kipas yang lebih besar dan kencang. Cara yang lebih ekstrem adalah menggunakan pendingin berbasis cairan (water cooling) atau menggunakan es kering (dry ice) seperti yang sering Anda lihat di lomba overclock. Jika doping voltase sudah dilakukan, sistem pendingin pun sudah maksimal, dan prosesor tetap tidak stabil, maka itu adalah frekuensi maksimal yang bisa dicapai prosesor. Ketika itu terjadi, langkah selanjutnya adalah melakukan overclock pada komponen lain. Memori Kecepatan memori ditentukan oleh dua parameter, yaitu frekuensi dan timing. Definisi frekuensi memori sama seperti prosesor, yaitu banyaknya pekerjaan yang dilakukan per detiknya. Sedangkan timing adalah kecepatan membaca/menulis data di dalam memori (yang tersusun dalam kolom dan baris). Ada banyak parameter yang menentukan timing, namun yang paling penting adalah Cas Latency (Cas atau CL), Ras-to-Cas Delay (tRCD), tRP (Ras Precharge), tRAS (active to precharge delay), dan CMD (Command Rate). Semakin kecil timing semakin cepat memori. Frekuensi dan timing memori sudah di setting dari sananya oleh pabrikan memori. Untuk timing disusun dengan urutan CAS-tRCD-tRP-tRAS-CMD. Jadi jika Anda melihat memori mencantumkan deretan angka 3-3-3-5-2T, berarti memori itu memiliki CAS Latency 3, RAS-to-CAS Delay 3, dan seterusnya. Namun timing dan frekuensi memiliki hubungan terbalik. Ketika timing diperketat, frekuensi tidak bisa dipaksa bekerja tinggi. Sebaliknya, ketika frekuensi tinggi, timing harus longgar. Hanya pada memori kelas atas (dan mahal) saja kita bisa mendapatkan timing ketat yang dibarengi frekuensi tinggi. Jadi pada proses overclock, metode untuk meningkatkan kecepatan ada dua: memperketat timing atau meningkatkan frekuensi. Mana yang sebaliknya dipilih? Tergantung prosesor yang Anda gunakan. Sistem kerja prosesor AMD lebih cocok dengan timing ketat, semestara prosesor Intel lebih memilih frekuensi tinggi meski berarti timing yang longgar. Ambil contoh jika Anda menggunakan prosesor Intel yang dipadankan memori DDR2 800MHz dengan timing 5-5-5-15-1T. Ketika frekuensi memori ditingkatkan menjadi 1000MHz, sistem tidak stabil. Pada kasus ini, Anda bisa longgarkan timing menjadi 7-7-7-18-2T. Ketika timing dilonggarkan, memori lebih fleksibel untuk ditingkatkan frekuensinya. Timing dan frekuensi memori dilakukan di dalam BIOS, biasanya di bawah menu Advanced Setting. Ada pula program bantu seperti MemSet yang bisa mengubah frekuensi dan timing memori di dalam Windows. Namun perlu dicatat mengubah frekuensi memori tidak sebebas mengubah frekuensi prosesor. Biasanya pilihan yang tersedia memiliki perbandingan atau rasio khusus dengan FSB, seperti 1:1, 1:2 atau 1:4. Ambil contoh pada motherboard Asus Maximus Formula, jika FSB yang digunakan 266MHz, frekuensi memori yang tersedia adalah 533MHz (1:2), 667MHz (2:5), 800MHz (1:3), dan 4 pilihan lainnya. Menu ini termasuk lengkap karena biasanya di motherboard lain cuma tersedia 3-4 rasio saja. Sama seperti prosesor, memori juga bisa diberi doping melalui peningkatan rendah. Untuk memori grafis, pada VGA seri mainstream, kecepatan memori grafis masih bisa dinaikkan frekuensinya sebanyak 25 persen dengan aman. Tetapi untuk VGA high end, biasanya dibawah itu. Pasalnya, clock speed memory VGA high end juga sudah dimaksimalkan dari pabriknya. Bila sudah didapatkan clock speed optimal (kondisi teroverclock tetapi masih tetap stabil untuk memainkan game atau menjalankan software benchmark 3D tanpa artifak), menggunakan software overclock VGA tersebut Anda bisa menyimpan settingnya agar selalu di-load ketika memulai sistem operasi. Atau Anda juga bisa membuatnya permanen dengan mengubah informasi clock speed core dan memory VGA di BIOS VGA tersebut menggunakan software BIOS editor. Tetapi ingat, awas panas. Pada proses overclock, peran motherboard adalah vital. Pasalnya, pada BIOS motherboard-lah semua setting untuk meningkatkan kerja prosesor dan memori tersedia. Karena itu, penting untuk memilih motherboard yang memiliki menu BIOS yang lengkap. Setidaknya tersedia pilihan untuk mengganti frekuensi, timing, dan voltase memori. Motherboard yang baik untuk overclock juga memisahkan FSB tidak berpengaruh frekuensi lain. Tidak cuma menu, secara hardware pun motherboard harus tangguh untuk di overclock. Ada banyak faktor yang menentukan kemampuan overclock sebuah motherboard, mulai dari kemampuan menyediakan arus dan voltase yang bersih sampai penggunaan kapasitor dan Mosfet berkualitas. Sistem pendingin chipset juga berpengaruh, karena proses overclock akan meningkatkan panas chipset. Sayangnya tidak ada cara singkat untuk mengetahui kemampuan overclock sebuah motherboard. Pada proses overclock, bagian paling penting dari motherboard adalah northbridge. sekedar mengingatkan, chipset northbridge sistem Intel adalah tempat memory controller, jadi perubahan FSB dan frekuensi memori akan berpengaruh di chipset ini. Ketika FSB dinaikkan, kerja chipset juga meningkat; panas pun tambah tinggi (itulah sebabnya sistem pendingin chipset menjadi penting). Pada beberapa motherboard, kerja northbridge bisa dipompa dengan melakukan doping voltase. Namun itu berarti panas chipset harus lebih diperhatikan lagi. Sistem Pendingin Seperti disebutkan di atas, panas adalah musuh utama setiap komponen yang di-overclock. Sebaiknya ganti pendingin standar prosesor dengan pendingin yang lebih besar, apalagi Jika Anda sudah menaikkan voltase prosesor. Kalau perlu, gunakan pendingin yang lebih ekstrim seperti water cooling. Apalagi belakangan ada Water-cooler all-in-one seperti Cooler Master Aquagate 1. Water-cooler ini sudah memuat pompa dan cairan dalam paket yang mudah dipasang di dalam casing. Dan jangan lupa gunakan thermal paste berkualitas bagus pada badan prosesor sebelum ditempelkan pada heatsink. Tips Untuk OverClock : 1. PENDINGINAN Semakin dingin sebuah system (batas kewajaran) maka akan semakin sstabil system tersebut. Pengamplasan pada permukaan head processor dan permukaan headsing secara halus/rata (sehingga kedua permukaan dapat menempel secara menyeluruh) dapat menambah efek pendinginan pada processor. Begitu juga penggunaan headsing yang besar, kipas dengan kecepatan tinggi (diperhatikan arah semburan angin agar benar2 mengenai headsing), pemakaian thermal paste untuk memastikan permukaan processor dengan headsing saling menempel, kipas pada casing, adalah hal2 yang dapat membantu pada proses pendinginan system kita. 2. PENYESUAIAN TEGANGAN LISTRIK Pada saat overclocking, system membutuhkan tegangan yang lebih tinggi agar dapat beroperasi dengan baik/normal. Beberapa motherboard memang menyediakan fasilitas penambahan tegangan listrik untuk processor, beberapa bahkan dapat menambah tegangan listrik untuk chipset motherboard. Namun perlu diingat bahwa penambahan tegangan listrik akan mengakibatkan penambahan suhu pada system. Untuk itu perlu disesuaikan kebutuhan tegangan listrik untuk system. 3. PERIPHERAL PENDUKUNG OVERCLOCKING Saat overclocking ada kalanya kecepatan FSB yang digunakan melampaui batas normal. Ada beberapa peripheral yang dapat bekerja saat FSB tinggi, namun ada juga yang tidak. Bila hardisk tidak mampu digunakan pada FSB tinggi maka kemungkinan seluruh isi hardisk atau system akan terhapus. Demikian pula dengan memory card (RAM), bila tidak kuat akan mengakibatkan hang saat booting. Hal yang paling mengerikan adalah pada VGA card. Jika peripheral ini tidak mampu untuk beroperasi pada FSB tinggi, maka kemungkinan kita relakan saja kepergiannya. Jadi intinya kenalilah dulu system dan hardware kita. Kalau bisa gunakan peripheral yang bermutu tinggi dan berhati2 dalam overclocking. Tips Overclock Secara Praktis kalo pertama kali kita denger kata overclock pasti yang kita banyangin adalah serem n kita takut komputer kita meledak lah,,,,,, eits tunggu dulu nech, dibawah ini saya nguntil dari web empunya OC supaya kita aman-aman saja dlam nge-OC komputer kita,,, masih mau dilanjut, yawdah dech kita langsung aza ke tips OC yang praktis y: 1. Kenali sistem kita! Cari tau sebanyak2nya tentang sistem yg mau kita o/c.Contohnya core prosesor,clockspeed,merk mobo,chipset mobo,bios,merk ram,chip ram,spec ram,power supply,pendingin dr mobo sama prosesor,dsb. Pake aj software kayak cpu-z(wajib buat o/c Very Happy),sisoft sandra,everest,dsb. Bongkar pula komputer buat ngeliat dalemannya. Ini penting, soalnya tiap komponen punya karakteristik sendiri2. 2. Ubah setting BIOS Masuk ke dalam bios (jgn bilang nggak tau lo ya).Cari aj di advanced menu ato semacamnya. Khusus untuk mobo Gigabyte biasanya perlu Ctrl+F1 dulu baru keluar. - Ubah FSB Naikin aj FSB dikit2 (misal per 10 MHz),trs coba restart n masuk Windows. Coba dengan software benchmark semacam Super-PI ato 3Dmark ato semacamnya,pokoknya program2 berat. Klo lancar masuk ke bios lagi n naikin lagi FSBnya. - Biar RAM nggak jadi beban,pake rasio FSB:RAM=1:1. Jadi jika FSB=200MHz maka RAM jadi 200MHz juga. Komp skr kan biasanya pake DDR2 667,shg frequensi dr RAM defaultnya 333MHz. Dengan begitu kita bisa naikin FSB sampe 333MHz tanpa membebani RAM. Biasanya di Bios buat milih rasio caranya disuruh milih jenis RAMnya,pilih aj DDR400 buat rasio 1:1. Ada juga yg bisa langsung milih rasionya. - Atur timing memori (CAS latency,RAS to CAS,RAS Precharge,tRAS,tRC,dsb) selonggar2nya. Caranya dengan mengambil nilai yg besar. Misalnya 5-5-5-15-20 kita besarin jadi 6-6-6-19-26. - Jika dah nggak stabil lagi,baru naikin tegangan Vcore (V prosesor),V DIMM (V RAM), VDD,dsb. Jangan gede2. Soalnya ini berpengaruh langsung ke panas dari komponen. Biasanya kenaikan 10% masih aman buat komponen. Untuk VDIMM,ini tergantung dari modul RAM. Jika PCB tebel,ini bisa disetrom sampe 2,4V,tp klo tipis,lebih baik jgn ngelebihi 2,2V. - Uji coba dengan setting lain,misalkan dengan FSB:rasio yg berbeda. Dalam beberapa kasus,modul RAM nggak bisa berjalan pd frequensi yg rendah(spt punyaku),jd harus pake rasio 4:5 malah bisa berjalan. - Untuk prosesor AMD,perhatikan juga frequensi dari Hyper Transport. Defaultnya biasanya 1000MHz. Biar aman taruh aj Hyper Transport ke frequensi 600MHz dulu. Caranya dengan mengganti multiplier dari hyper transport ke yang lebih rendah. 3. Perhatikan suhu dari sistem Sering2 lihat suhu sistem. Musuh utama o/c adalah suhu. Jadi setiap habis nyobain,liat dulu suhu dr sistem. Usahakan jgn sampe melebihi 60 C. Hati2,kadang2 suhu di bios bisa menipu. Lebih baik rasakan langsung dengan tangan. Jika dah panas lebih baik jangan lanjutin o/c ato ganti pendingin dgn yg lebih baik. Pake thermal grease yg berkualitas juga. Air flow casing dijaga. 4. Jika perlu lakukan Update BIOS Update BIOS kadang2 bisa membantu mengatasi masalah o/c.Misalnya dengan menambah menu yg bisa diatur,dsb. Bisa juga memperbaiki sensor dari suhu. Cuma hati2 dengan proses updatenya. Klo gagal bisa mati mobonya. Bisa menggunakan BIOS dr produsen ato BIOS mod. Tempat yg baik utk mencari BIOS mod adalah rebelheaven. Error yg biasanya muncul: - Windows tidak mau booting (restart di tengah jalan) —>biasanya V prosesor kurang. Naikin aj dikit. - Windows memory dump —> biasanya gara2 memori dah nggak kuat ngangkat. Longgarin timing ato tambah V DIMM. Pengubahan rasio kadang bisa membantu. -Komp nggak mau hidup —> Clear CMOS dulu baru turunin FSB prosesor. Panduan untuk o/c ringan Cukup lakukan langkah ubah FSB sama timing aj. Biasanya dah bisa naik cukup banyak. Tergantung komponen. Yang paling tinggi dengan ubah FSB dan timing saja,/me berhasil naikin Prosesorku (Athlon 64 X2 4000+ core Brisbane @ 2,1GHz) ke 2,7 GHz. Lumayan kan. Apalagi untuk sistem AMD yg transfer memorinya tergantung dr clock speed. Yah,biasanya itu aj sih yg biasanya kucoba. Klo o/c extreme perlu langkah2 selain diatas. Pertanyaan lebih lanjut bisa dilanjutin di Students>Computer n Networks>Computer Overclocking. Ntar klo sempet kulanjutin ke o/c VGA. Kosakata: Core —> Inti dari prosesor. Tiap prosesor mempunyai spesifikasi sendiri2. Jadi jika ada Athlon 64 3200+ belum tentu sama dgn yg lain. Ada yg berbeda tegangan, fabrikasi, jumlah Watt, dsb. Punya nama2 sendiri2 seperti Brisbande,Windsor,conroe,Prescot,dsb. FSB —> Front Side Bus. Bus/jalan yang menghubungkan antara chipset dengan prosesor (+memori untuk sistem Intel). Chipset —> polisi data dari motherboard. Jika prosesor sbg pengolah data, maka chipset merupakan polisi yg mengatur data2 yg mau lewat ke prosesor atau ke perangkat yg lain. Hyper Transport —> teknologi dr AMD yg mampu membawa data dengan kecepatan tinggi dr prosesor ke chipset. Clear CMOS —> proses untuk mengembalikan ke setting default BIOS. Biasanya dengan mengganti posisi jumper di mobo dr 1-2 ke 2-3. o/c —> overclock,menaikkan frequensi dr komponen di atas standar timing memori —> kecepatan RAM untuk mengakses data,biasanya semakin kecil semakin cepat.

0 komentar:

Template by : Tores TKJ